Friday, January 7, 2011

Aceh Incorporation !



Bismillahirrahmanirrahim...

Sungguh besar nikmat yang kami rasakan dalam beberapa tahun terakhir ini. 6 tahun sudah rehabilitasi dan rekonstruksi di tanah kelahiran kami, 5 tahun sudah damai kami rasakan, 3 tahun sudah kami menerima dana yang begitu besarnya dari Jakarta. Banyak dari kami mencicipi anugrah ini, namun banyak dari saudara-saudara dan anak-anak kami yang masih tertinggal.

Ditengah banyak capaian pembangunan, kemiskinan masih tinggi di kampung kami, orang-orang menganggur, anak-anak tidak bersekolah, para sarjana kebingungan mencari pekerjaan, petani berselimut kegelisahan akan naiknya harga-harga produksi, berbagai pameran besar yang digadang-gadang untuk mendatangkan para investor untuk mendorong perekonomian juga tidak kunjung datang.

Benar memang pertumbuhan ekonomi terlihat baik beberapa tahun terakhir. Juga "hana-dawa" bahwa pembangunan sedang terjadi setelah kami dilanda konflik selama 30 tahun. Beberapa indikator sosial juga sedang bagus-bagusnya. Kampung kami juga sedang bertransisi dan ingin setara dengan provinsi lain di Indonesia. Tetapi juga mesti di ingat bahwa "driver" pertumbuhan ekonomi di kampung kami yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini tidak akan bertahan lama. 
Kampung kami perlu tumbuh dengan kecepatan yang amat sangat, menggunakan semua momentum, kerja keras, berkeringat, menggunakan semua sumber daya. Ibaratnya;  Allah telah menganugrahi kami mobil berkekuatan mesin Formula 1 (dengan limpahan dana otsus), dengan lintasan mulus Monaco. Hanya mungkin supir serta para crew di pit-stop belum begitu berpengalaman, dan  kami sangat paham tentang proses.

Tapi kami juga tidak rela jika mobil kami rusak dan akhirnya menjadi besi tua, akibat supir dan crew tak kunjung pintar dalam berakselerasi, meski mungkin manual dalam mengendarai mobil khusus ini sebenarya tidak begit rumit. Diperlukan terobosan-terobosan dalam kebijakan strategis pembangunan serta ekonomi yang mampu menjawab beberapa pekerjaan rumah kami, sehingga mobil kami bisa berlari cepat. Waktu kami tidak banyak lagi, tinggal 15 tahun. Kami menjadi hebat atau kami menyesal lalu mati.

Izinkan kami sedikit menuangkan beberapa fikiran kami (bersama teman-teman) yang terus membantu membangun kampung halaman kami. Mungkin juga sebagai tambahan manual berkendara dengan mesin bertenaga kuda yang dahsyat. Beberapa dari kami mungkin sedang terlupa dan terlena, tetapi tidak sedikit juga dari orang-orang di kampung kami yang berfikir dan bekerja keras demi masa depan kampung kami, dan semoga Allah semakin menambah jumlah mereka. Kami juga akan terus berusaha menyediakan data data ekonomi Aceh terbaru.


 
Kampung kami bernama Aceh, bagian paling barat dari Indonesia, dan kami bangga menjadi orang Aceh ! Mimpi kami, Aceh Incorporation !


Saleum, hm